5.000 Cangkir Kopi Dibagikan Gratis di Festival Kopi Merapi



Cover Opini


,


Yogyakarta


– Festival Kopi Merapi kembali digelar selama dua hari mulai Jumat hingga Sabtu, 13- 14 Juni 2025. Acara yang digelar untuk mengenalkan varietas
kopi
lereng
Gunung Merapi
itu dipusatkan di area parkir Lapangan Denggung, Jalan Magelang-Yogyakarta, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta
.

Tina Hastani, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sleman, mengatakan bahwa dalam perhelatan itu, panitia menyediakan sebanyak 5.000 cangkir kopi Merapi secara gratis bagi pengunjung.

“Wisatawan dan pengunjung yang mendatangi festival ini di akhir pekan, bisa menjajal kopi racikan khas Merapi yang tersebar di 40 tenant, ada 5.000 cup kopi gratis,” kata dia, Jumat petang, 13 Juni 2025.

Tina mengungkapkan, gelaran ini sengaja dipusatkan di jalur utara penghubung Jawa Tengah-Yogyakarta karena lokasinya sangat strategis, setiap akhir pekan ramai wisatawan berdatangan ke Yogyakarta. Jadi, event itu bisa terlihat dan mudah disambangi sembari rehat sejenak dari perjalanan.

“Festival ini juga sebagai pembuka kegiatan panen perdana kopi Merapi yang akan dilakukan 15 Juni 2025 nanti di lereng Gunung Merapi,” kata Tina.

Baca Juga  Jekyll: Ubah teks biasa Anda menjadi situs web dan blog statis.

Tingkatkan Produktivitas Kopi

Pasca Covid-19 mulai mereda 2022, Raja Keraton yang juga Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mendorong para petani menggencarkan dan meningkatkan produktivitas penanaman kopi di lereng Gunung Merapi.

Gerakan itu menyusul turunnya hibah 50 ribu batang tanaman kopi dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI untuk 20 kelompok tani di lereng Merapi, meliputi Kecamatan Cangkringan, Turi, dan Pakem, Kabupaten Sleman.

Sultan menuturkan, ada beberapa faktor positif jika aktivitas menanam kopi di lereng Merapi jadi prioritas. Pertama, tanaman itu pasti akan lebih dirawat seperti halnya petani menanam padi untuk sumber pendapatan utama.

Yang kedua, menjaga ekosistem alam Merapi lebih lestari dan mengantisipasi penambangan liar yang belakangan marak terjadi. “Pada hakikatnya gunung seharusnya kembali ke gunung, bukan untuk aktivitas penambangan pasir,” kata Sultan.

Baca Juga  Ganjaran Terbayar Kontan! 6 Weton Berakhir Menggenggam Harta Bumi Setelah Masa Muda Tak Tahan dengan Keadaan dan Mencoba Mengubah Takdir

Sultan mendorong agar tanah Sultan Ground dan lahan-lahan kosong di kawasan lereng Gunung Merapi dimanfaatkan untuk membudidayakan kopi. “Lebih baik ditanami kopi sehingga menjadi solusi untuk meningkatkan pendapatan warga sekitar,” ujarnya.

Hibah 50 ribu batang tanaman kopi tersebut akan ditanamkan pada lahan seluas 50 hektare lahan di tiga kecamatan lereng Merapi. Hal ini sebagai satu upaya penciptaan lahan hijau di kawasan itu.

“Lima puluh hektare ini sudah kami siapkan, semoga dengan tanaman ini kan, tanah lereng Merapi ini tidak digali lagi untuk penambangan,” kata Sultan.

Sultan mengatakan petani bisa melakukan inovasi dengan menanam tanaman selain kopi. Sebab tanaman kopi biasanya baru bisa dipanen setelah tiga tahun. “Petani tentu juga membutuhkan penghasilan bulanan, tanaman kopi ini coba diberi jarak satu sama lain agar juga bisa ditanami tanaman lain dengan sistem tumpangsari, misalnya kacang,” kata Sultan.

Kopi Khas Merapi

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengatakan dalam festival yang mengusung tajuk Merapi Coffee Culture – Teko Puyeng Bali Seneng Tur Ngganteng itu Sleman sebagai destinasi favorit ingin lebih mengenalkan kopi khas Merapi kepada masyarakat lebih luas. Jadi, wisatawan saat berwisata juga dapat sekaligus menikmati kuliner atau oleh-oleh.

Baca Juga  Liburan Keluarga di Manado! 7 Tempat Wisata Ramah Anak yang Edukatif dan Bikin Si Kecil Nggak Mau Pulang

“Kopi yang ditanam di lereng gunung Merapi tersebut kami harap bisa semakin diminati para penikmat kopi, dan memberikan manfaat ekonomi kepada para petani dan pelaku usaha kopi di Sleman,” kata Danang.

Sebab, ketika bicara soal kopi, kata Danang, di situ ada rantai ekonomi baik petani, pedagang, barista, coffee shop-nya, dan penikmatnya.

Selain itu,
festival kopi
ini juga dimeriahkan dengan berbagai acara, diantaranya Manual Coffee Competition, Workshop Barista, Galeri Kopi Art, Free Fresh Hair Cut, PES/Efootball Booth Activation, Community Perform, Music Performance, juga Festival Jajanan UMKM.

Pilihan Editor:
Kedai Kopi Legendaris di Jalur Mudik Lebaran

Tinggalkan Balasan