PR GARUT
— Pembangunan Jalan Tol Jogja–Solo Seksi 2 Paket 2.2 dari Trihanggo hingga Junction Sleman kini memasuki fase krusial. Seiring progres fisik yang telah menembus angka 59,34 persen, sejumlah ruas di wilayah Sleman sudah mulai dicor menggunakan metode rigid pavement.
Proyek ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur Yogyakarta dan Jawa Tengah, khususnya dalam mengurangi kepadatan lalu lintas serta mempercepat konektivitas kawasan.
Meski masih dalam proses konstruksi, wujud fisik jalan tol kini kian tampak nyata, terutama pada bagian jalan yang dibangun di atas permukaan tanah atau at grade.
Betonisasi Mulai Dilakukan di Beberapa Titik
Menurut Humas PT Adhi Karya untuk proyek Seksi 2, Agung Murhandjanto, pengecoran jalan sudah dimulai di beberapa titik strategis, seperti kawasan Ketingan dan area Junction Sleman. Metode rigid pavement yang digunakan merupakan teknik perkerasan jalan dengan beton bertulang, umum diterapkan di jalan tol karena daya tahannya yang tinggi terhadap beban kendaraan berat.
“Sudah ada rigid pavement di beberapa titik, seperti di Ketingan dan Junction. Itu sudah mulai dicor,” ungkap Agung, Jumat (13/6/2025).
Kendati tidak merinci panjang jalan yang telah dicor, Agung memastikan bahwa tahapan ini menandai kemajuan signifikan dalam konstruksi. Tahapan pengecoran ini dilakukan bersamaan dengan penyelesaian berbagai komponen infrastruktur lain, seperti pemasangan box saluran, underpass, hingga elemen struktural jembatan seperti bore pile, pilecap, dan PCI girder.
Semua Lahan Sudah Dibebaskan
Salah satu aspek krusial dalam percepatan proyek jalan tol adalah ketersediaan lahan. Dalam hal ini, PT Adhi Karya memastikan bahwa semua lahan untuk paket Trihanggo–Junction Sleman telah selesai dibebaskan. Proses konsinyasi bahkan sudah diajukan ke pengadilan dan tinggal menunggu penetapan resmi.
“Konsinyasi sudah selesai semua. Sudah kami ajukan ke pengadilan untuk penetapannya,” ujar Agung.
Dukung Pertumbuhan Ekonomi dan Kurangi Kemacetan
Proyek Tol Jogja–Solo bukan hanya menyangkut pembangunan fisik semata, tetapi juga berkaitan dengan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan dan pengurangan kemacetan, khususnya di jalan-jalan nasional dan provinsi yang selama ini padat.
Dengan perkembangan konstruksi yang kian nyata dan landasan hukum pembebasan lahan yang sudah tuntas, proyek ini berpotensi menjadi salah satu jalan tol strategis yang paling cepat tersambung antarkota di wilayah DIY-Jateng dalam beberapa tahun ke depan.
Jika tahapan pengecoran dan pemasangan struktur penunjang berjalan sesuai jadwal, maka publik bisa berharap proyek ini segera memasuki tahap penyelesaian akhir seperti pemasangan lampu jalan, rambu, pagar pengaman (parapet), hingga pengaspalan jalur utama.
Pembangunan Jalan Tol Jogja–Solo kini telah berada di jalur percepatan, membawa harapan besar bagi mobilitas yang lebih baik dan pertumbuhan ekonomi yang merata.***