JOURNALTEGRAF
– Intip profil Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) yang bukan saja sekadar nama dalam peta administrasi Sulawesi Utara. Ia adalah kabupaten induk dan terluas di provinsi ini.
Wilayah Kabupaten Bolmong membentang dari pesisir hingga pegunungan, menyimpan segudang potensi dan kekayaan alam yang menjadikannya pilar penting bagi pembangunan regional.
Memahami profil Bolmong berarti menyelami kompleksitas geografi, demografi, ekonomi, dan budayanya.
Sejarah dan Latar Belakang
Kabupaten Bolaang Mongondow memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kerajaan adat terbesar di jazirah utara Pulau Sulawesi. Wilayahnya yang luas mencerminkan jejak kekuasaan kerajaan di masa lalu.
Seiring dengan perkembangan administrasi pemerintahan Indonesia, Bolmong kemudian dimekarkan menjadi beberapa kabupaten/kota otonom, yaitu Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Meskipun telah dimekarkan, Kabupaten Bolaang Mongondow sebagai kabupaten induk tetap memegang peranan vital dengan luas wilayah yang masih paling dominan.
Pusat pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow saat ini berada di Lolak, sebuah lokasi strategis yang terus berkembang sebagai pusat aktivitas ekonomi dan pemerintahan.
Geografi dan Luas Wilayah
Bolaang Mongondow memang layak menyandang predikat kabupaten terluas di Sulawesi Utara. Data terakhir menunjukkan luas wilayahnya mencapai sekitar 3.978,74 kilometer persegi.
Bentang alamnya sangat bervariasi, mulai dari wilayah pesisir di bagian utara yang berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi, dataran rendah yang subur, hingga pegunungan yang sebagian besar merupakan hutan lindung dan kawasan konservasi.
Sungai-sungai besar seperti Sungai Ongkak dan Sungai Poigar melintasi wilayah ini, menopang kehidupan pertanian dan memberikan potensi sumber daya air.
Demografi dan Keberagaman Etnis
Penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow mayoritas berasal dari suku Bolaang dan Mongondow yang memiliki bahasa, adat, dan kebudayaan yang kaya.
Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman dan mobilitas penduduk, terdapat pula etnis lain seperti Minahasa, Sangir, Gorontalo, Jawa, dan transmigran lainnya yang hidup rukun berdampingan, menciptakan keragaman budaya yang harmonis.
Bahasa Mongondow masih banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari, melengkapi penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Potensi Unggulan
Dengan luas wilayah dan kondisi geografisnya, Bolmong memiliki potensi unggulan yang sangat beragam. Diantaranya :
* Sektor Pertanian dan Perkebunan: Ini adalah tulang punggung ekonomi Bolmong. Wilayah ini dikenal sebagai lumbung pangan Sulawesi Utara dengan produksi padi, jagung, dan kedelai yang melimpah.
Selain itu, komoditas perkebunan seperti kelapa, kopi, kakao, cengkih, dan lada juga menjadi andalan. Potensi pengembangan agrowisata dan hilirisasi produk pertanian masih sangat besar.
* Perikanan dan Kelautan: Berada di pesisir utara, Bolmong memiliki potensi perikanan tangkap dan budidaya yang besar.
Ikan tuna, cakalang, udang, dan rumput laut adalah beberapa komoditas laut unggulan. Pengembangan sentra pengolahan hasil laut dapat meningkatkan nilai tambah.
* Pertambangan: Bolmong kaya akan sumber daya mineral. Potensi pertambangan emas, tembaga, dan batubara telah menarik investasi, namun pengelolaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi kunci.
* Pariwisata: Alam Bolmong menawarkan keindahan yang belum banyak terjamah. Mulai dari pantai-pantai eksotis seperti Pantai Molibagu dan Tanjung Silar, air terjun, hingga kekayaan bawah laut.
Potensi ekowisata di kawasan pegunungan dan hutan juga sangat menjanjikan, terutama bagi penggemar petualangan dan pengamat burung.
* Perdagangan dan Jasa: Sebagai kabupaten yang semakin berkembang, sektor perdagangan dan jasa juga tumbuh pesat, ditandai dengan hadirnya pasar-pasar tradisional yang ramai dan mulai tumbuhnya pusat-pusat perbelanjaan skala kecil.***