Cover Opini
– Di tengah gencarnya upaya pemerintah untuk memacu pemerataan pembangunan nasional, wacana pembentukan Provinsi Kalimantan Tenggara semakin menguat dan mendapat sorotan publik. Rencana ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki tata kelola wilayah yang sangat luas, tetapi juga untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dan sumber daya alam di kawasan tenggara Pulau Kalimantan.
Provinsi Kalimantan Tenggara akan meliputi wilayah seluas lebih dari 41.000 km², yang mencakup lima kabupaten lintas provinsi, yakni dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Sebagai provinsi baru, wilayah ini berpotensi besar dalam mendorong pembangunan infrastruktur, menciptakan lapangan kerja, serta mempercepat distribusi layanan publik ke pelosok. Dengan posisi geografis yang menghubungkan Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Tenggara dinilai strategis sebagai simpul perdagangan dan logistik.
Selain sumber daya alam yang kaya, wilayah ini juga menyimpan keanekaragaman budaya yang dapat mendukung sektor pariwisata dan pelestarian warisan lokal. Pemekaran ini tidak sekadar pemisahan administratif, tetapi juga upaya membentuk provinsi mandiri yang mampu berkontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional secara berkelanjutan.
Cakupan Wilayah dan Potensi Lima Kabupaten di Kalimantan Tenggara
Usulan pembentukan Provinsi Kalimantan Tenggara mencakup lima kabupaten utama yang masing-masing memiliki karakteristik dan kekuatan ekonomi tersendiri. Berikut penjabaran potensi tiap wilayah:
Kabupaten Kotabaru
(Calon Ibu Kota Provinsi)
- Luas: ±9.422 km²
- Penduduk: ±300.000 jiwa
- Potensi: Kotabaru menjadi pusat utama pemerintahan dan ekonomi provinsi baru. Keberadaan pelabuhan, kawasan industri, serta pariwisata bahari seperti Pulau Laut menjadi modal kuat untuk mendorong ekspor dan pengembangan destinasi wisata.
Kabupaten Tanah Bumbu
(Kalimantan Selatan)
- Luas: ±5.066 km²
- Penduduk: ±267.000 jiwa
- Potensi: Terkenal sebagai sentra pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit. Infrastruktur pelabuhan dan kawasan industri turut mendukung sektor hilirisasi komoditas.
Kabupaten Kutai Barat
(Kalimantan Timur)
- Luas: ±20.384 km²
- Penduduk: ±170.000 jiwa
- Potensi: Selain tambang emas dan batu bara, Kutai Barat memiliki potensi budaya Dayak yang besar. Pariwisata berbasis budaya dan alam sangat prospektif dikembangkan di sini.
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU)
- Luas: ±3.333 km²
- Penduduk: ±163.000 jiwa
- Potensi: Kedekatannya dengan kawasan IKN menjadikan PPU sebagai daerah strategis bagi pengembangan infrastruktur pendukung Ibu Kota Negara dan jaringan logistik Kalimantan Timur.
Kabupaten Paser
- Luas: ±3.686 km²
- Penduduk: ±425.000 jiwa
- Potensi: Mengandalkan sektor perkebunan, pertambangan, dan perikanan. Posisi geografisnya yang berbatasan langsung dengan PPU menjadikannya vital dalam rantai pasok ekonomi.
Keunggulan Provinsi Kalimantan Tenggara dalam Perspektif Pembangunan
Sumber Daya Alam Kaya dan Terdiversifikasi
Kalimantan Tenggara merupakan wilayah dengan kekayaan tambang seperti batu bara, emas, dan nikel. Selain itu, kekayaan laut dan potensi perikanan tangkap dan budidaya membuka peluang ekonomi biru (blue economy) yang ramah lingkungan.
Letak Strategis sebagai Hub Regional
Posisi provinsi ini sangat menguntungkan karena berada di simpul antara Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan IKN. Ini menjadikan Kalimantan Tenggara sebagai titik transit perdagangan domestik dan internasional, terutama dari dan ke kawasan timur Indonesia.
Pembangunan Infrastruktur Terpadu
Sebagai provinsi baru, Kalimantan Tenggara diproyeksikan akan mendapatkan porsi APBN lebih besar untuk pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, listrik, internet, serta fasilitas pendidikan dan kesehatan yang merata hingga desa.
Penguatan Identitas dan Budaya Lokal
Keanekaragaman etnis dan budaya di Kalimantan Tenggara merupakan aset sosial yang kuat. Pemekaran memungkinkan pelestarian dan penguatan identitas budaya lokal melalui kebijakan yang lebih dekat dengan masyarakat adat.
Tantangan dan Harapan Masyarakat
Meski prospeknya menjanjikan, realisasi Provinsi Kalimantan Tenggara masih menghadapi tantangan seperti moratorium DOB yang diberlakukan oleh pemerintah pusat. Selain itu, koordinasi lintas provinsi dan kesepakatan administratif harus dirancang dengan matang agar proses transisi berjalan lancar.
Masyarakat lokal, termasuk tokoh adat dan pemuda, menaruh harapan besar agar provinsi baru ini dapat membuka lapangan kerja, meningkatkan layanan publik, dan memberdayakan ekonomi lokal. Harapannya, kehadiran Kalimantan Tenggara akan memperkecil ketimpangan antarwilayah dan memperkuat posisi Kalimantan dalam pembangunan nasional.
Provinsi Kalimantan Tenggara merupakan jawaban atas kebutuhan pembangunan yang lebih adil dan merata di Kalimantan. Dengan kekayaan alam yang melimpah, posisi geografis yang strategis, serta dukungan budaya lokal yang kuat, provinsi ini siap menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi di wilayah timur Indonesia. Diharapkan, wacana ini segera mendapat perhatian dan persetujuan dari pemerintah pusat agar manfaatnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat luas. ***