Motif Lokal yang Sudah Mengglobal


Cover Opini.CO.ID – JAKARTA.

Ragam budaya dari Nusantara bisa menjadi inspirasi usaha. Inilah yang dilakoni dua kolega Anne Shafira Purnama Claytonia Aziz dan Nuraini Jamilatul Badriyah saat mendirikan Ragam Bentala, salah satu label batik fesyen.

Awalnya, Anne dan Nuraini ingin membuat produk fesyen dengan corak khas lokal. Pilihannya adalah mengangkat warna bumi atau

earth tone

. Akhirnya lahirlah Ragam Bentala pada Februari 2020.

Harapannya, produk fesyen yang diproduksi membuat masyarakat lebih perhatian dan mulai mencintai produk lokal. “Secara definisi Ragam itu artinya warna, Bentala itu Bumi. Kami ingin orang-orang mulai

aware

dengan produk lokal,” ujar Anne kepada Cover Opini, belum lama ini (31/5).

Baca Juga  Selamat Tinggal Kesulitan Hidup, 9 Weton Terpilih yang Segera Diangkat Masalah Keuangannya dengan Dijatuhi Rezeki Dadakan hingga Kekayaannya Menyala

Untuk itu, Anne membalut produk fesyen batik Ragam Bentala dengan bahan lokal. Mulai dari motif, bahan baku, hingga melakukan pemasaran via media sosial. Termasuk juga penggunaan kosa kata bahasa Indonesia.

Harapannya, produk yang dijajakan Ragam Bentala bisa menarasikan cerita soal Indonesia. Adapun produk yang dibuat Ragam Bentala yakni rok lilit, riung kemeja, obi belt, riung tunik dan terikat. Semuanya mengusung ragam motif tradisional mulai dari truntum, kembang, daun arang, selaras bumi, selaras langit, hingga motif rintik.

Proses pembuatannya sebut Anne, dilakukan dengan teknik batik cap. Pengerjaannya secara manual oleh beragam pengrajin menggunakan canting dan malam. Produksinya dilakukan di berbagai kota yakni Bogor, Bandung dan Solo.

Baca Juga  Bagaimana Bentuk Pembelajaran yang Menerapkan CASEL di Kelas yang Diampu?

Berbicara soal bahan, Anne ingin konsumen yang mengenakan produknya terasa nyaman. Untuk itu dirinya menggunakan bahan ramah lingkungan seperti linen dan katun lokal.

Sedangkan dalam proses perancangan produk fesyennya, Anne mengklaim mereka melakukan riset sampai ke berbagai wilayah di Indonesia. Rancangan produk yang dibuat, kata Anne juga mengikuti perkembangan tren mode.

“Karena kami ingin membuat batik Indonesia yang tetap ada sisi modernnya yang bisa dipakai sehari-hari,” tuturnya.

Setelah jadi, Anne menjajakan produk Ragam Bentara dengan rentan harga Rp 50.000 sampai Rp 300.000-an per item. Hasilnya, setelah lima tahun berjalan, Ragam Bentala kata Anne sudah sanggup memproduksi hingga 5.000 item per bulannya. “Untuk penjualannya, di bulan normal seperti Mei bisa terjual hingga 3.000 potong,” klaim Anne.

Baca Juga  Ramalan Zodiak Taurus 12 Juni 2025: Karier dan Keuangan, Kesehatan hingga Cinta

Jangkaun pasar Ragam Bentala tidak cuma menyasar pasar lokal saja. Juga sudah bisa tembus pasar luar negeri. Misalnya saja ke Singapura, Malaysia, Brunei, dan juga Filipina.

Melihat hasil yang positif tersebut, Anne berencana untuk membuat motif khas Ragam Bentala yang khas Nusantara. Berikutnya, rilis situs resmi Ragam Bentala tahun ini untuk memperluas pasar ke luar negeri.

Tinggalkan Balasan