Cover Opini
Beginilah nasib Galang Rawadang.
Ia histeris dipaksa berhenti sekolah usai ayah lumpuh.
Sang ayah tak sanggup lagi membiayai ongkos sekolahnya.
Rawang harus berhenti di kelas 2 Sekolah Dasar. Namun, anak tersebut tidak patah semangat. Ia meminta sang ayah untuk menyekolahkannya karena ia ingin pintar.
Namun, apa daya, ayahnya mengatakan jika tak lagi punya biaya untuk menyekolahkan Rawang. Jadilah bocah itu meraung-raung histeris memita kepada ayahnya agar ia disekolahkan.
Kejadiannya di Kecamatan Una-Una, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Rawang sebelumnya tercatat sebagai muris SD di SDN 2 Wakai.
Namun tak lagi bisa sekolah karena orangtuanya kesulitan.
Uia yang masih 12 tahun, Galang Rawadang harus menerima kenyataan pahit soal kehidupan sekolahnya.
Di tengah semangatnya belajar, sang ayah yang bernama Ripson Son justru meminta Galang untuk berhenti sekolah.
Bukan tanpa alasan, sang ayah sudah tak lagi memiliki biaya untuk ongkos Galang sekolah.
Sehingga ia terpaksa meminta Galang berhenti sekolah meski anak laki-laki itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Tak terima disuruh berhenti sekolah, Galang menangis histeris.
Videonya yang sedang histeris itu viral di media sosial baru-baru ini.
Di akun Instagram @faktasulteng, video tersebut memperlihatkan seorang anak laki-laki yang mengenakan seragam SD sedang menangis histeris.
Menggunakan bahasa daerah, ia merengek-rengek kepada ayahnya karena ingin sekolah.
Dengan suara terisak dan penuh air mata di depan rumah kayu sederhana, Galang memohon agar bisa terus bersekolah.
“Pak saya mau sekolah,” kata Galang.
Diketahui, Galang merupakan siswa SDN 2 Wakai, Kecamatan Una-Una, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.
Dia berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Kondisi sang ayah lumpuh dan tidak memiliki penghasilan tetap.
Sementara ibunya pergi meninggalkan mereka, dan kakak perempuannya diasuh orang lain karena kondisi ekonomi.
Sejak kepergian ibunya, Galang hanya tinggal berdua di rumah bersama sang ayah.
Himpitan ekonomi yang menimpa keluarga, menjadikan motivasi bagi Galang untuk terus bersemangat sekolah.
Di sekolah, Galang dikenal sebagai siswa yang sangat rajin dan selalu datang paling pagi.
Semangat belajarnya tak pernah surut, meski keluarganya kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, termasuk biaya pendidikan.
Ditambah, usut punya usut, di sekolah Galang kerap dapat tindakan perundungan.
Kondisi sang ayah ditambah pekerjaan tak menentu, membuatnya terpaksa menghentikan sekolah Galang.
Terdengar dalam video yang beredar, ayah Galang tak memiliki uang untuk memberikan ongkos anaknya sekolah.
“Berhenti sekolah ya, papa bilang berhenti, gak ada uang papa ongkosin kamu lagi,” ucap ayahnya.
Padahal, di balik semangatnya belajar, Galang memendam cita-cita yang mulia.
Pada sang ayah, ia mengaku ingin menjadi orang pintar, sehingga baginya tetap harus bersekolah.
“Saya hanya ingin sekolah pak, saya mau jadi orang pintar,” kata Galang.
Setelah viral, video Galang menyita perhatian warganet.
Tak sedikit warganet bersimpati hingga ramai menyarankan untuk membuka donasi.
“Kita open donasi untuk belikan Galang baju sekolah dan sepatu sekolah. Mari meringankan beban orgtuanya,” tulis Winda Lestari, yang memviralkan video anak tersebut di Facebook.
Dapat Bantuan dari Kapolsek
Tak lama setelah viral, nasib Galang bocah SD yang menangis histeris tak mau berhenti sekolah itu mendapat bantuan.
Dikutip dari unggahan terbaru @faktasulteng, Sabtu (14/6/2025), kini Galang mendapat bantuan langsung dari Kapolsek Una-Una AKP Mustarim Abbas.
Kapolsek bersama jajarannya itun mendatangi langsung rumah Galang dan ayahnya.
AKP Mustarim Abbas memberikan bantuan sarana dan perlengkapan sekolah untuk Galang.
Kepolisian itu juga membawa bantuan kebutuhan pokok sebagai bentuk dukungan moral dan material bagi kelangsungan pendidikan Galang.
“Ini adalah wujud kepedulian kami terhadap anak-anak yang memiliki semangat tinggi untuk belajar meski dalam kondisi yang serba terbatas,” ujar Kapolsek Una-Una dalam kunjungan tersebut.
Kehadiran aparat kepolisian tersebut disambut hangat oleh keluarga Galang.
Raut bahagia terpancar dari wajah Galang yang kini kembali bersemangat untuk melanjutkan sekolah.
Bantuan intersebuti diharapkan mampu meringankan beban keluarga sekaligus menjadi motivasi bagi anak-anak lain untuk tidak menyerah dalam meraih pendidikan.
Artikel ini telah tayang di
Tribunbengkulu.com
(*/ Cover Opini)
Baca berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News
Ikuti juga informasi lainnya di
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel
Berita viral lainnya di
Tribun Medan