Cover Opini–
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menaruh perhatian besar terhadap penguatan program vokasi di perguruan tinggi. Salah satu yang dinilai sukses dalam menjalankan misi tersebut adalah Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (Unair).
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Dr. Beny Bandanadjaja, saat menghadiri puncak Dies Natalis ke-11 Fakultas Vokasi Unair bertema “Vokasi Menggerakkan Hilirisasi, Menciptakan Dampak untuk Negeri”, Jumat (13/6).
Menurut Beny, Vokasi Unair menunjukkan perkembangan signifikan dalam lima tahun terakhir. “Jumlah mahasiswa meningkat, program studi juga bertambah, dan tingkat sitasi akademiknya tinggi. Ini indikator perkembangan yang pesat,” ujarnya.
Tak hanya dari sisi kuantitas, kualitas produk mahasiswa pun turut menjadi perhatian. Beny menilai karya-karya yang dihasilkan mahasiswa Vokasi Unair memiliki standar tinggi dan relevan dengan kebutuhan industri. “Banyak mahasiswa, tapi juga seimbang dengan kualitas hasilnya. Ini yang luar biasa,” tambahnya.
Hilirisasi Jadi Fokus Strategis
Beny menegaskan bahwa Kemendiktisaintek mendorong perguruan tinggi vokasi untuk aktif dalam hilirisasi hasil riset dan teknologi ke masyarakat dan industri. Tujuannya agar ilmu yang dipelajari tak berhenti di teori, tapi benar-benar bisa menciptakan dampak nyata.
“Hilirisasi adalah keniscayaan dalam pendidikan vokasi. Mahasiswa harus bisa aplikasikan keilmuannya langsung di lapangan,” jelasnya.
Untuk mendukung hal itu, pemerintah telah mengalokasikan dana besar melalui skema bantuan riset dan pengabdian masyarakat. “Minimal 30 persen dari dana BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri) dialokasikan untuk kegiatan ini, nilainya sekitar Rp2,5 triliun,” ungkap Beny.
Berbagai program studi menurutnya bisa menghasilkan luaran hilirisasi sesuai karakter masing-masing. “Kalau teknik bisa berupa produk manufaktur, kalau kesehatan menghasilkan layanan, dan bidang pariwisata bisa melahirkan inovasi jasa wisata,” jelasnya.
Unair Dorong Dampak Nyata
Dekan Fakultas Vokasi Unair, Prof. Anwar Ma’ruf, menyampaikan bahwa pihaknya memang menjadikan hilirisasi sebagai arah pengembangan utama fakultas. “Kami ingin menjadi kampus yang berdampak langsung ke masyarakat,” tegasnya.
Unair saat ini memiliki 19 program studi vokasi yang terbagi dalam tiga klaster keilmuan: teknik, bisnis, dan kesehatan. Lima di antaranya masih berbentuk program diploma tiga (D3), sementara sisanya sudah beralih menjadi sarjana terapan (D4).
“Kami tetap mempertahankan beberapa D3 karena masih dibutuhkan oleh industri. Itu bagian dari respons kami terhadap kebutuhan riil dunia kerja,” tutur Anwar.