Sejuknya Udara Pegunungan Sambil Menikmati Hangatnya Teh di Perkebunan Ala Plataran Puncak


Cover Opini

– Tak ada yang lebih menenangkan daripada menyeruput teh hangat di pagi hari di tengah hamparan kebun teh yang hijau membentang dan sejuknya udara pegunungan.

Pengalaman ini dapat dinikmati melalui program “Nostalgic Tea Walk with Tea Garden Alfresco and Village Morning Walk” yang ditawarkan oleh Plataran Puncak di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor.

Perjalanan dimulai dari Plataran Puncak dengan menaiki golf car menuju Agrowisata Gunung Mas yang berjarak sekitar tiga kilometer.

Perkebunan teh yang berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut ini merupakan bagian dari wilayah PTPN I Regional 2 dan telah berdiri sejak tahun 1910.

Selama lebih dari satu abad, kawasan ini menjadi saksi tumbuhnya teh berkualitas tinggi yang kini juga menjadi destinasi agrowisata.

Baca Juga  Pantai Baros Bantul: Surga Wisata Edukasi, Camping, dan Konservasi Mangrove

Setibanya di lokasi, para tamu dipandu oleh tour guide yang menjelaskan secara mendalam mengenai sejarah, proses penanaman, panen, hingga kualitas ekspor dari teh Gunung Mas.

Perjalanan kaki selama 15 menit menyusuri kebun teh memberikan kesempatan para tamu untuk menikmati udara segar, panorama hijau yang menyejukkan mata, sembari menyapa warga lokal dengan latar megah Gunung Gede Pangrango yang ikonik.

Adapun puncak dari pengalaman ini adalah sarapan pagi ala “alfresco dining” di tengah kebun teh.

Plataran menyajikan berbagai pilihan teh hangat seperti white tea, green tea, dan black tea. Tidak hanya itu, disediakan pula air mineral, kopi, hingga jus buah.

Tak ketinggalan, makanan ringan seperti ubi rebus, edamame, jagung rebus, sandwich, aneka kue, dan buah-buahan lokal turut disajikan di atas meja dan kursi berdesain estetik ala kemping.

Baca Juga  Kampung Haji Indonesia di Makkah, Antara Peluang dan Halang Rintang

Program ini adalah bagian dari komitmen Plataran Indonesia dalam menerapkan prinsip green hospitality yang mengedepankan konservasi alam, pemberdayaan komunitas lokal, dan arsitektur berkelanjutan.

Dengan lokasi strategis hanya 1,5 hingga 2 jam dari Jakarta, pengalaman ini menawarkan pelarian sempurna dari rutinitas kota, sekaligus menginspirasi wisatawan untuk berwisata secara lebih bertanggung jawab dan selaras dengan alam.***

Tinggalkan Balasan